1. Saat kita menentukan impian atau cita-cita, maka kita harus “Mimpi di saat kita sadar”. Artinya kita harus mengenali diri kita secara detail. Mengenali diri berarti kita paham hal-hal positif apa saja yang kita miliki. Misalnya talenta-talenta apa saja yang Tuhan karuniakan, juga sikap-sikap positif kita (keuletan, pengontrolan emosi, dsb). Di samping itu kita harus memahami hal negatif yang kita miliki dan keadaan eksternal / lingkungan sekitar kita. Karena meskipun kita sudah memiliki “modal positif”, namun faktor negatif juga dapat menghambat perjalanan kita dalam menggapai cita-cita. Kebanyakan orang memiliki mimpi dengan asal, tanpa mempertimbangkan semua faktor tersebut. Sehingga mereka sekadar menggantungkan cita-cita setinggi langit. Namun, kaki tidak menapak di bumi. Kiat untuk menggapai cita-cita, seseorang perlu menentukan perencanaan dari waktu ke waktu. Karena tanpa perencanaan waktu, maka perjalanan kita layaknya berjalan tanpa kompas penunjuk arah.
2. Hidup adalah pembelajaran, jadi kalau kita ingin menjalani hidup maka kita harus siap untuk “diajar”. Yaitu dengan mendapatkan serta mengalami banyak ujian atau problematik hidup. Sebagai seorang beriman harusnya Anda tidak menanyakan pertanyaan ini, karena di dalam Tuhan tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Tuhan tidak pernah mengizinkan persoalan terjadi pada kita di luar kemampuan kita. Hanya, bagaimana cara kita menyikapi setiap penyelesaian persoalan hidup ini. Kalau kita tidak terbawa pemikiran bahwa ini persoalan besar, maka kita lebih mudah menyelesaikannya. Libatkan Tuhan sebagai teman diskusi dalam setiap persoalan kita. Karena kalau Dia yang mengizinkan maka pastilah “kunci” penyelesaiannya ada pada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar