"Pagi itu, sebelum berangkat terbang, saya ketemu dia dan bilang hati-hati ya, Fik," kata Dino, yang memanggil Fikriansyah atau Ryan dengan panggilan Fik.
Ryan terbang bersama teman seangkatannya, Agung Febrian (30), dengan menggunakan pesawat latih yang diawaki Kapten Pilot Partogi Sianipar (25). Berangkat pukul 07.40, pesawat itu dijadwalkan tiba di Lanud Budiarto Tangerang pukul 09.33.
Menurut Dino, seperti latihan biasanya, rute yang akan ditempuh Ryan dan Agung adalah Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Lanud Budiarto Tangerang. Pesawat biasanya terbang ke timur terlebih dulu untuk memenuhi rencana jarak terbang sejauh 170 nautical mile sebelum turun di Lanud Budiarto. Namun, pesawat itu hilang kontak dan hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Teman seangkatan Ryan lainnya di sekolah penerbangan Nusa Flying International, Andika Dwityo (19), menambahkan, tidak ada firasat aneh pada Rabu pagi itu.
Menurut dia, jadwal latih terbang berjalan seperti hari-hari sebelumnya. "Biasanya ada imbauan terkait kondisi cuaca, tetapi hari itu kondisinya dinilai memungkinkan," kata Andika.
Kini, teman-teman seangkatan Ryan dan Agung yang masuk NFI tahun 2010 berjuang untuk menemukan pesawat dengan menyisir kawasan Gunung Burangrang di perbatasan Kabupaten Purwakarta, Subang, dan Bandung Barat.
Setidaknya sudah dua hari dua malam mereka menginap di Pos Gunung Bhakti bersama relawan lain di Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
0 komentar:
Posting Komentar